Pendataan Non-ASN Perumit Masalah Honorer K2, 264 Jabatan Dialihkan ke Outsourcing

  • Bagikan
Honorer K2 galau bakal dialihkan menjadi outsourcing

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pendataan non-ASN kian perumit masalah honorer K2. Sebanyak 264 jabatan pada honorer K2 dialihkan ke outsourcing.

Para pentolan honorer K2 pun kecewa. Honorer K2 mengkritik kebijakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) Azwar Anas.

Para honorer K2 sangat kecewa dan marah atas kebijakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) soal pengalihan 264 jabatan ke outsourcing.

Jumlah honorer K2 yang menjadi tenaga teknis administrasi pada 264 jabatan yang dialihkan ke outsourcing diperkirakan sekitar 150 ribu honorer.
Mereka berpotensi dialihkan menjadi tenaga outsourcing dan tidak menyandang status honorer lagi.

“Kebijakan apa ini? Mana itu MenPAN-RB Azwar Anas, awal-awal masuk seperti pahlawan bagi honorer. Eh, sekarang berubah menjadi penjajah honorer K2,” kata pengurus pusat Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Eko Mardiono, mengutip wawancara dengan JPNN.com, Rabu (12/10/2022).

Dia menilai kebijakan pemerintah soal pendataan non-ASN justru menambah rumit masalah honorer.
Tenaga kependidikan salah satu SMP di Surabaya itu menilai pendataan non-ASN justru membuka keran masuknya honorer baru.

Akhirnya, akibat penerapan kebijakan itu, honorer K2 yang dikorbankan. Padahal, sejak 2005 sudah ada larangan merekrut honorer lagi.

“Ada apa ini pemerintah? Yang buat aturan mereka, lah dilanggar sendiri. Akhirnya honorer K2 tersingkir,” ujarnya.

Eko Mardiono menilai MenPAN-RB Azwar Anas mestinya fokus menyelesaikan masalah honorer K2. Jangan semua honorer didata, apalagi yang masa kerja satu tahun pun dimasukkan pendataan non-ASN.

Eko mempertanyakan janji Menteri Azwar Anas yang ingin menyelesaikan honorer K2. “Kalau datanya hanya untuk pemetaan, ya, sudah honorer K2 saja diselesaikan. Pak Menteri Anas fokus itu saja, jangan menyerempet ke honorer lain lagi,” tegasnya.
Ketua Forum Honorer K2 Kota Bekasi Muhammad Rahmat Derajat juga mengaku sangat kecewa karena MenPAN-RB Azwar Anas terkesan ingin menghapus honorer K2.

Rahmat mengungkapkan banyak honorer K2 tenaga teknis administrasi saat ini dalam keadaan galau. Mereka tidak menyangka jika Menteri Anas akan tega mengalihkan sebagian besar honorer K2 ke outsourcing.

“Kok honorer K2 yang dikorbankan sih. Kami kecewa sekali dengan kebijakan menPAN-RB ini,” ucapnya.

Para honorer K2 tenaga teknis administrasi itu pun meminta pemerintah bersikap adil. Pengalihan status ke outsourcing adalah tindakan yang tidak manusiawi, mengingat banyak honorer K2 usianya tidak muda lagi. (fajar/jpnn)

  • Bagikan