FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akhirnya angkat bicara terkait tudingan menerima aliran dana dari perusahaan tambang PT Gag Nikel yang beroperasi di Raja Ampat. Tudingan tersebut viral setelah dibagikan akun TikTok @tanpadusta.
Bendahara Umum PBNU, Gudfan Arif, membantah keras isu tersebut dan menyebutnya sebagai fitnah keji.
“Itu tudingan yang sangat keji. Kami bisa buktikan dengan data kalau kami sama sekali tak pernah menerima aliran dana dari tambang manapun,” tegas Gudfan saat ditemui di Jakarta, Jumat (13/6).
Gudfan menjelaskan bahwa posisi Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi alias Gus Fahrur sebagai komisaris di PT Gag Nikel tidak ada hubungannya dengan PBNU secara kelembagaan. Penunjukan itu, kata dia, adalah urusan pribadi.
Ia juga menekankan bahwa PBNU tidak pernah menempatkan pengurusnya di perusahaan manapun, baik swasta maupun milik negara.
PT Gag Nikel sendiri merupakan anak usaha dari BUMN PT ANTAM, dan tidak memiliki afiliasi dengan PBNU.
“Kebetulan yang jadi salah satu komisaris itu adalah warga NU. Jadi tak ada kaitan sama sekali dengan PBNU,” lanjutnya.
Unggahan akun TikTok tersebut menyebut sosok Ananda Tohpati—yang dikenal sebagai Andes “Kancil”—mengalirkan dana hingga Rp275 miliar per bulan kepada berbagai pihak, termasuk PBNU. Ananda disebut sebagai anak mantan Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya dan dituding menjadi pengatur jalannya lima perusahaan tambang di Raja Ampat.
Namun tudingan itu langsung dibantah oleh Gus Fahrur.
“Ini fitnah. Tidak ada sama sekali sumbangan ke PBNU. Saya jamin 1.000 persen hoaks,” tegasnya.
Bahkan, Gus Fahrur mengaku tidak mengenal sosok Ananda Tohpati sama sekali.
Hal senada diungkapkan Gudfan, yang menyebut tidak satupun pengurus PBNU tahu siapa Ananda, apalagi menerima dana darinya.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya turut meluruskan soal jabatan Gus Fahrur di PT Gag Nikel. Ia menegaskan bahwa PBNU tidak pernah mencampuri urusan pribadi anggotanya, termasuk dalam urusan bisnis.
“Saya ini Ketua Umum PBNU, saya juga kiai pesantren. Pak Ulil Absar juga pengurus PBNU, dia punya warung di rumah. Jadi pengurus PBNU ini bisa macam-macam,” ujar Gus Yahya di Gedung PBNU, Kamis.
Menurutnya, PBNU tidak pernah mengeluarkan surat rekomendasi untuk jabatan di instansi pemerintah maupun swasta.
“Sampean bisa cari itu (rekomendasi) ke kesekretariatan, tidak ada satupun surat rekomendasi PBNU untuk jabatan apa pun di mana pun,” tegas Gus Yahya. (*/ant)