FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Korps Bhayangkara sedang menjadi sorotan luas, bahkan bulan-bulanan pascakasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J terkuak.
Peristiwa berdarah yang terjadi di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022, itu melibatkan Irjen Ferdy Sambo. Brigadir J dibunuh dengan tembakan di rumah petinggi Polri itu.
Saat pembunuhan itu terjadi, Ferdy Sambo masih aktif sebagai kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri.
Kini alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1994 itu bersama istrinya, Putri Candrawathi, menjadi tersangka pembunuhan berencana.
Pasutri itu dijerat Pasal 340 KUHP yang ancaman hukuman maksimalnya berupa pidana mati. Namun, di tengah sorotan luas terhadap institusi kepolisian, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo justru menuai pujian dari para anggota Komisi III DPR.
Pada rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III DPR dengan Jenderal Sigit di Jakarta, Rabu (24/8), para politikus Senayan melontarkan puja-puji kepada Jenderal Sigit yang dianggap mampu menangani kasus Ferdy Sambo.
Berikut sejumlah pujian dari personel Komisi III DPR untuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit:
- Jangan Mencari-cari kesalahan Kapolri
Wakil Ketua Komisi III DPR Adies Kadir mengatakan Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah bekerja secara profesional dan tranparan dalam mengusut kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Menurut Adies, seharusnya Jenderal Sigit mendapat apresiasi karena mampu membongkar kasus kejahatan yang menjerat salah satu petinggi Polri itu.
Politikus Partai Golkar itu menilai Jenderal Listyo Sigit bergerak cekatan dengan membentuk tim khusus yang bekerja secara profesional dan transparan.
“Sebenarnya kita mesti kasih apresiasi kepada Kapolri,” ujar Adies dalam rapat yang dihadiri para petinggi Polri itu. “Janganlah seseorang yang telah bekerja baik kemudian dicari-cari kesalahannya,” lanjutnya.
- Bedol desa sebagai terobosan
Anggota Komisi III DPR RI Bimantoro Wiyono mengapresiasi keseriusan Jenderal Listyo Sigit membongkar kasus kematian Brigadir J yang menyeret Ferdy Sambo.
Politikus Gerindra itu menilai ketegasan Jenderal Sigit terlihat pada keputusan memutasikan banyak personel Polri yang dianggap menghalang penyidikan kasus tersebut.
Sebagian besar polisi yang dimutasi itu merupakan anak buah Ferdy Sambo di Divpropam Polri. Kebijakan ‘bedol desa’ dalam mutasi para personel Polri itu membuat penyelidikan kasus kematian Brigadir J berjalan lancar.
“Di awal kasus ini, penyelidikan memang mengalami kesulitan. Itu karena ada hambatan yang disebabkan oleh ketidakprofesionalan personel Polri. Ketersendatan kasus ini mulai lancar ketika Kapolri melakukan bedol desa,” ujar Bimantoro.
- Langkah strategis atasi Kasus Duren Tiga
Anggota Komisi III DPR Wihadi Wiyanto mengatakan pemberitaan tentang kasus kematian Brigadir J telah berlangsung lebih dari sebulan.
Menurut dia, kasus yang menyeret Ferdy Sambo itu juga kerap menjadi trending topic di media sosial. Wihadi mengatakan hal yang patut diapresiasi ialah cara Kapolri Jenderal Listyo Sigit menangani persoalan yang dikenal dengan istilah Kasus Duren Tiga itu.
“Salah satu yang kami apresiasi, Bapak Kapolri dengan langkah-langkahnya yang cukup strategis dan menyelesaikan masalah Duren Tiga ini cukup baik,” kata Wihadi. Jenderal Listyo Sigit mengatakan kasus Ferdy Sambo telah berdampak kepada institusi Polri. (JPNN)