Arteria Dahlan Bilang Tak Bisa Dibiarkan, Menilai Ada Upaya adu domba Mas Agus dan Sambo

  • Bagikan
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memberikan keterangan pers kepada awak media terkait penetapaan tersangka baru kasus dugaan penembakan Brigadir J di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Foto: Dery Ridwansah/ JawaPos.com

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan mengaku marah atas upaya adu domba Kabareskrim Komjen Agus Andrianto dengan Irjen Ferdy Sambo.

Arteria Dahlan di hadapan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam rapat Komisi III DPR mengaku sangat sedih, geram serta marah atas beredarnya informasi dan isu liar perihal kasus Brigadir Joshua dan Ferdy Sambo ini.

“Orang bicara seenaknya, ugal-ugalan, tidak fokus lagi pada kematian Yoshua,” kata Arteria.

“Bahkan cenderung penasihat hukum bicaranya sudah nggak bicara Yoshua. Bicaranya 303, mafia tambang, bicaranya adu domba Mas Agus dan Sambo,” kata Arteria.

Menurut Arteria, hal seperti ini tak bisa dibiarkan. Karena kalau dibiarkan bisa menghancurkan Polri.

“Ini ada organ juga yang mengkoreksi ini Pak. Tidak bisa dibiarkan. Hancur Pak,” katanya.

“Isu berikutnya nonaktifkan Kapolri, berhentikan sementara, ganti. Ini juga Pak,” sambung politisi PDIP ini di hadapan Kapolri.

Saat RDP di Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022), anggota Komisi III DPR ini juga bicara soal Konsorsium 303 Kaisar Sambo dan grafik Tambang Kabareskrim.

Ia meminta Kapolri Jenderal Sigit mencermati soal Konsorsium 303 dan Konsorsium Tambang Kabareskrim.

“Info mabes di dalam mabes, diagram, Kaisar Sambo 303, diagram Tambang Kabareskrim. Ini harus dicemati,” ujarnya.

Ia menduga isu Konsorsium 303 dan Kaisar Sambo serta Konsorsium Tambang sengaja dimunculkan untuk memecah belah Kabareskrim Komjen Agus Andrianto dan Irjen Sambo.

“Seperti ada agenda memecah Kabareskrim dengan Sambo,” tutur Arteria Dahlan.

Arteria meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit tegas dan berani dalam memilah informasi, menyusul banyaknya polemik di luar kasus kematian Yoshua.

“Pak Kapolri harus berani memilah memilih mana yang voice mana yang noise. Cermati betul,” pinta Arteria.(pojoksatu)

  • Bagikan